Arsip Kategori: Business

On each category you can set a Category template style, a Top post style (grids) and a module type for article listing. Also each top post style (grids) have 5 different look style. You can mix them to create a beautiful and unique category page.

Rekap KPU Usai, Investor Masih Harap-Harap Cemas

Rekap KPU Usai, Investor Masih Harap-Harap Cemas

Saat ini Komisi Pemilihan umum ( KPU ) telah merampungkan hasil rekapitulasi nasionasl Pemilihan Umum ( Pemilu ) 2019. Menariknya, banyak investor yang menantikan hal ini, bukan karena ingin melihat siapa yang menang, namun mereka ingin keksiruhan sosial politik yang terjadi segera usai.

Sudah menjadi hal yang umum, dimana banyak investor menyalahkan situasi politik saat ini yang menjadi faktor pelemahan harga saham di Bursa Efek Indonesia. Sejak dimulainya Pilpres 2019, indeks IHSG memang mengalami pelemahan.

Di tanggal 18 April 2019 lalu, tepat satu hari setelah Pilpres 2019, IHSG masih berada di angka 6,507.22. Namun pada tanggal 20 Mei 2019 kemarin, IHSG justru turun menjadi 5,826.87. Ini berarti ada penurunan hingga 10,45%.

Melihat usainya rekapitulasi, banyak investor yang menilai bahwa nilai saham akan kembali normal. Pertanyaannya, apakah hal tersebut memang dapat terwujud ?

Banyak yang melihat dan menyamakan situasi saat ini dengan tahun 2014 silam. Menurut para investor, situasi yang sedang mereka hadapi saat ini mirip dengan pemilu 2014 lalu.

Di tahun 2014 silam, IHSG turun 0,1% selama masa rekapitulasi, Namun ketika masa pelantikan presiden 2014 silam, IHSG justru merosot dari angka 5,097.86 ke angka 5,040.38. Ini berarti sebelum hasil rekapan, IHSG terperosok hingga angka 3,58%.

Namun menjelang akhir tahun 2014, IHSG kembali merangkak naik ke angka 5,226.79. Naik sebanyak 2,62%. Investor melihat situasi ini akan kembali terulang pada tahun 2019. Jika diibaratkan, mungkin masyarakat biasa sudah bisa bernafas lega, sedangkan untuk para investor masih belum bisa melepaskan sabuk pengaman mereka.

 

 

The Fed Naikkan Suku Bunga, Dollar Semakin Kuat !

Dalam enam pekan terakhir ini, Dollar USD kembali mencapai titik tertinggi nya. Penguatan nilai Dollar ini disebabkan oleh pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve ( The Fed ), Jerome Powell yang ingin melanjutkan kenaikan suku bunga acuan.

Pada minggu lalu, The Fed memang menaikkan suku bunga acuan dan diperkirakan akan kembali naik hingga bulan Desember hingga tahun 2020.

Menurut lansiran Reuters, Powell memberikan pernyataan terkait prospek ekonomi AS yang saat ini tengah berada dalam situasi yang sangat positif. Kenaikan harga serta data pengangguran yang ada disana terlihat stabil. Menurutnya, kondisi seperti ini sangat jarang terjadi.

Menurut data tersebut, kegiatan sektor jasa yang ada di AS mencatatkan angka yang positif, bahkan mencapai titik tertinggi pada bulan September 2018 silam.

Banyak industri yang menambahkan pekerja baru, yang paling tinggi terjadi di bulan Februari 2019 kemarin dimana jumlah pekerja baru yang tercatat mencapai angka 230.000 pekerja.

“The Fed masih menaikkan suku bunga secara bertahap,” ungkap Baipan Rai selaku kepala analis Forex untuk Amerika Utara CIBC Capital Markets.

Tren positif ini membuat Dollar berada di posisi terkuat, jauh lebih tinggi dari negara Eropa lainnya. Berbeda dengan zona Euro yang justru tengah berada di zona yang kurang baik pasca defisit fiskal serta utang Italia yang semakin membeludak. Untuk Euro sendiri tercatat mengalami penurunan hingga 0.5%.